Wednesday 27 January 2021

Diagnosis Dan Cara Pencegahan TBC Tulang

 Diagnosis TBC Tulang Belakang











   Pemeriksaan akan diawali dengan anamnesis tentang gejala yang dialami, riwayat penyakit yang pernah diderita dan riwayat penyakit keluarga. Kemudian akan dilakukan pemeriksaan fisik berupa :


  • Pemeriksaan susunan tulang belakang
  • Pemeriksaan detail fungsi saraf
  • Evaluasi ada tidaknya benjolan subkutan di daerah lambung
  • Pemeriksaan kulit termasuk di daerah yang berongga.

   Kemudiaan akan dilakukan tes laboratorim untuk memastikan diagnosa. Beberapa tes laboratorium yang mungkin dilakukan untuk memperoleh diagnosis TBC tulang belakang adalah:


  • Tes sedimentasi sel darah merah dilakukan untuk mendeteksi jika terjadi peradangan di dalam tubuh.
  • Tes kulit Mantoux, dilakukan untuk memastikan dan menentukan apakah pasien terinfeksi bakteri TBC atau tidak, berdasarkan reaksi kulit yang telah disuntikkan tuberkulin PPD.
  • MRI dan CT scan, dilakukan untuk mengetahui tingkat penekanan dan perubahan elemen tulang pada stadium awal penyakit. Walau demikian, MRI lebih direkomendasikan dibanding CT-scan.
  • X-ray tulang belakang dan dada (CXR). Tes ini dilakukan untuk mendeteksi jika terdapat kerusakan atau penyempitan ruang antar keping tulang belakang. Selain itu, prosedur ini dapat mengetahui jika terdapat tuberkulosis pada saluran pernapasan yang menyebar ke tulang belakang.
  • Biopsi pada tulang atau jaringan sinovial dengan menggunakan jarum mungkin turut dilakukan untuk mendeteksi bakteri penyebab TBC tulang belakang. Kemungkinan dibutuhkan kultur bakteri untuk memastikan diagnosa.

   Pemeriksaan secara saksama dan menyeluruh penting untuk dilakukan dalam upaya membedakan diagnosis TBC tulang belakang dari kondisi lain yang memiliki gejala-gejala serupa, seperti:


  • Tumor tulang belakang
  • Multiple myeloma
  • Metastasis kanker lainnya.

Pencegahan TBC Tulang Belakang

Sama dengan langkah pengobatan penyakit tuberkulosis, vaksinasi merupakan tindakan pencegahan TBC tulang belakang yang utama. Vaksin yang diterima adalah vaksin Bacillus Calmette-Guerrin atau BCG. Vaksin ini wajib diberikan sebelum bayi berusia tiga bulan. Anak-anak, remaja, serta orang dewasa yang belum menerima vaksin BCG juga dianjurkan untuk menerima vaksin ini secepatnya walau akan berpengaruh kepada penurunan tingkat efektivitas. Beberapa tindakan pencegahan TBC tulang belakang lain yang tidak kalah penting, yaitu:


Tutupi mulut atau kenakan masker ketika berada ditempat umum ketika bersin, batuk, atau tertawa.

Bagi non penderita, kenakan masker jika berinteraksi dengan penderita TBC. Hindari pula terlalu sering berinteraksi dengan para penderita.

Mulailah kebiasaan mencuci tangan secara teratur.

Pastikan rumah memiliki sirkulasi udara yang baik demi melancarkan pergantian udara di dalam rumah.


Ditinjau oleh: dr. Marianti
Referensi

Faried, et al. (2015). Spondylitis Tuberculosis in Neurosurgery Department Bandung Indonesia. JSM Neurosurgery and Spine, 3(3), pp. 1059.
Garg, et al. (2011). Spinal Tuberculosis: A Review. Journal of Spinal Cord Medicine, 34(5), pp. 440-454.
Hidalgo, J. Medscape (2018). Pott Disease (Tuberculous Spondylitis) Clinical Presentation.
NIH (2018). MedlinePlus. Anorexia.
Tidy, C. Patient (2017). Spinal Tuberculosis.

0 comments:

Post a Comment